Thursday, March 10, 2011

WALIMATUL `URUSY

Allah SWT menciptakan menusia dengan jenis laki-laki dan perempuan, dan Allah SWT juga menjadikan rasa kasih dan sayang di dalam hati keduanya, hingga Allah menjadikan keduanya berjodoh-jodoh dan berpasangan lewat cara yang suci, yaitu lembaga perikahan.
Allah SWT menciptakan menusia dengan jenis laki-laki dan perempuan, dan Allah SWT juga menjadikan rasa kasih dan sayang di dalam hati keduanya, hingga Allah menjadikan keduanya berjodoh-jodoh dan berpasangan lewat cara yang suci, yaitu lembaga perikahan.
Sudah menjadi tradisi masyarakat luas ketika akad nikah dan ijab qabul selesai dilaksanakan maka diadakanlah syukuran atau resepsi yang lebih dikenal dengan istila `Walimatul `Ursy'. Tidak hanya tradisi dan budaya masyarakat kita saja, Islam pun mensunahkan kepada setiap muslim bila prosesi pernikahan usai (akad nikah) dilaksanakan, maka hendaklah segera menyelenggarakan walimatul `ursy. Hampir setiap lapisan masyarakat kita menyelenggarakan acara rsepsi atau perayaan pernikahan dengan cara dan budaya yang berbeda-beda, sesuai dengan kebudayaan daerah masing-masing, tapi perlu menjadi catatan, acara walimatul `ursy sudah banyak dipengaruhi oleh budaya luar, dengan mengikti budaya yang hura-hura dan mubazir.
Walimah adalah berkumpul dan `Ursy adalah pernikahan, jadi Walimatul `Ursy itu sendiri dapat diartikan sebagian syukuran atau kenduri yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memberitahukan telah dilangsungkannya suatu pernikahan kepada masyarakat luas atau dengan kata lain memberikan pengumuman bahwa telah terjadinya pernikahan antara si A dengan si B agar terhindar dari fitnah yang tidak diinginkan.
Dalam mengadakan walimatul `ursy, syari'at Islam tidak memaksakan kehendak dan tidak mewajibkan acara walimatul `ursy dilaksanakan dengan sangat meriah dan berlebihan, Islam mengajarkan kepada kita untuk menghindarkan walimatul `ursy dari segala kemungkaran dan hal-hal yang dilarang Islam. Rasulullah SAW sehubungan dengan hal ini bersabda:
"Berkata Rasulullah SAW, kepada Abdurrahman (dikala dia selesai nikah): selenggarakanlah resepsi-perayaan, walaupun hanya memotong seekor kambing" (HR. Bukhari dan Muslim).
Masyarakat kita lebih menekankan bahwa acara walimatul `ursy harus dilaksanakan dengan sangat meriah, dengan menghadirkan hiburan yang lebih mendekati budaya Barat, yang diadakan siang hingga larut malam. Dalam Islam hiburan juga dibolehkan, tapi hiburan itu lebih dekat kepada seni budaya Islami, Rasulullah sawa bersabda:
`Syiarkanlah nikah ini, laksanakanlah di Masjid-masjid, dan pukullah rebana-rebana (hiburan berirama Islami)"(HR. Ahmad dan Tirmizi).
Banyak kemudharatan yang ditimbulkan dari acara resepsi yang terlalu berlebihan, mulai dari segi makanan yang berlebihan hingga menimbulkan kemubaziran, hingga kepada yang lebih merusak moral generasi muda kita. Kalau dihitung berapa banyak generasi muda kita yang rusak akibat hiburan yang berlebihan, perkelahian, menghisap narkoba, mabuk-mabukkan, bahkan yang lebih dibenci Islam, yaitu pergaulan bebas dan perzinaan bisa timbul dari acara walimatul `ursy yang berlebihan.
Selain itu, di tengah masyarakat kita ada pula tradisi `main leng' (pertandingan dengan kartu remi atau domino) yang sengaja dilaksanakan pada malam hari. Jika permainan biasa sekedar untuk pengisi waktu atau rileks tidak masalah, tapi tidak jarang acara ini kental dengan nuansa perjudian, karena para pemain ada yang memasang `taruhan' dengan alasan untuk membuat permainan lebih bersemangat.
Karena itu sangat beralasan jika bapak Bupati Rejang Lebong, Suherman, dalam
berbagai kesempatan mengingatkan warga masyarakat agar tidak melaksanakan acara bimbang (pesta perkawinan) pada malam hari. Tujuannya tidak lain adalah untuk menutup pintu atau celah yang dapat menimbulkan kemungkaran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya walimatul `ursy seringkali ternodai dengan perbuatan yang justru dilarang Rasulullah, hingga keberkahan yang diinginkan dalam sebuah acara Walimatul `Ursy hilang sudah.
Banyak hal-hal yang perlu dihindari untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dalam acara walimatul `ursy:
Pertama, dari segi persiapan. Sebagian masyarakat kita dalam mempersiapkan persta pernikahan banyak yang memaksakan diri, padahal kemampuan kedua belah pihak sangat terbatas hanya karena gengsi. Walimatul `ursy harus dilaksanakan dengan sangat meriah. Keadaan ini membuat pengantin dan keluarganya terpaksa berhutang untuk persiapan dan keperluan pesta dengan pertimbangan akan dilunasi stelah acara usai.
Kedua, dari segi makanan. Makanan dan minuman yang disediakan dalam pesta seringkali berlebih-lebihan, padahal Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang yang mubazir itu adalah temannya Syaitan".
Tidak hanya itu, sering juga ditemui dalam pesta ketika makan dan minum, banyak para undangan yang makan sambil berdiri karena keterbatasan tempat duduk, bahkan di zaman serba modern sekarang
juga sudah ada pesta yang sengaja dibuat tanpa ada kursi, sehigga para undangan makan dan minum sambil berdiri dan berjalan, istilah lainnya `Standing Party' (pesta sambil berdiri), ini jelas sudah terpengaruh oleh budaya Barat.
Ketiga, dari segi Ibadah. Dalam sebuah pesta pernikahan, pengantin dan pihak keluarga serta para undangan biasanya berdandan secara berlebih-lebihan, memakai pakaian yang tidak pantas alias tidak menurup aurat, dengan memakai baju yang serba ketat dan mini atau baju panjang tapi dengan belahan tinggi, hiasan wajah pun tak kalah bersaing dengan pakaiannya, sehingga ketika waktu sholat tiba mereka repot untuk berwudhu'. Pengantin, angota keluarga mereka dan para tetamu semakin asyik menikmati meriahnya pesta, hingga sampai waktu sholat berikutnya. Jadilah mereka termasuk orang-orang yang melalaikan shalat.
Keempat, dari segi derajat. Kebanyakan masyarakat kita dalam mengadakan pesta hanya mengundang orang yang kaya dan terpandang saja, dengan harapan akan menerima amplop yang lebih besar. Padahal, Islam melarang walimatul `ursy yang hanya mengundang orang-orang yang kaya sedangkan si Yatim piatu dan orang miskin tidak di undang untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan dalalm acara walimatul `ursy.
Kalau diperhatikan lebih jauh lagi, mungkin do'a dari para yatim dan fakirlah yang berkah bagi kedua mempelai. Kemudian pesta pernikahan yang berlebihan hanya dijadikan sarana
kesombongan, ajang untuk memamerkan kemampuan diri dan keluarga, ingin memperlihatkan kemampuan dan kehebatan dengan mengadakan pesta yang serba `wah' dan mahal, mulai dari pakaian, makanan, pelaminan, serta harus membawa hadiah yang mahal pula. Sedangkan dalam Islam walimatul `ursy merupakan syiar kepada masyarakat atas pernikahan dua orang hamba Allah.
Kelima, dari segi hiburan. Banyak kita dapati acara pesta yang dimeriahkan dengan acara hiburan yang tidak Islami dan melalaikan para penikmat hiburannya. Misalnya layer tancap, tarian dan joget yang mengumbar lekuk-lekuk tubuh, musik dan hiburan lainnya yang sering menampilkan hal-hal yang tidak sesuai dengan syari'at. Dari segi hiburan inilah banyak generasi muda kita yang rusak moralnya.
Semua point diatas memang tampak sepele dalam pandangan masyarakat kita, namun bila diabaikan dapat menghilangkan eksistensi walimatul `ursy yang sesuai syari'at Islam dan keberkahan yang diinginkan oleh kedua mempelai, keluarga serta masyarakat luas.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive