Friday, March 11, 2011

Tokoh Islam Dunia: Dr. Yusuf Al-Qardhawi

Beberapa tahun yang lalu, masalah zakat profesi dibahas di mana-mana. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Terangkatnya soal zakat profesi tersebut, tidak terlepas dari keberadaan salah satu tokoh Islam dunia yang sangat disegani saat ini, yaitu, Dr. Yusuf Al-Qardhawi.
Ilmunya sangat luas. Fatwanya pun begitu banyak. Disertasinya yang berjudul Zakat dan Dampaknya dalam Penanggulangan Kemiskinan cukup memberikan gambaran apa itu zakat, terutama bila dikaitkan dengan kehidupan modern. Disertasi untuk gelar Doktor yang beliau raih pada 1972 itu disempurnakan lagi menjadi Fiqh Zakat.
Dr. Yusuf Al-Qardhawi sudah dikenal sangat cerdas sejak kecil. Di usia 10 tahun, beliau sudah hapal Al-qur’an 30 juz. Beliau berasal dari sebuah desa kecil bernama Shafth Turaab di Mesir. Setelah tamat dari Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi melanjutkan studinya ke Universitas al-Azhar, universitas tertua dan paling bonafide di Mesir.
Sejak muda, Yusuf Qardhawi sudah sangat aktif berdakwah. Beliau tidak pernah takut menyampaikan apa pun dari semua kebenaran. Keberaniannya berhasil mengirimnya ke penjara pada masa pemerintahan Raja Faruk. Pada saat itu usianya baru 23 tahun. Kejadian dikirim ke penjara ini bukan hanya sekali. Tapi beberapa kali dialaminya.
Sepertinya tokoh Islam dunia ini mengikuti jejak beberapa tokoh Islam dunia lainnya, seperti Hasan Al-Banna dan para aktivis Ikhwanul Muslimin, yang harus mendekam di penjara demi mempertahankan keyakinan dan kebenaran yang tak hendak dikubur begitu saja. Lelah fisik tak membuat lelah jiwanya untuk terus memperjuangkan kebenaran Islam nan hakiki.
Yusuf Qardhawi terkenal dengan teknik penyampaian dakwah yang runtut, mendalam, tegas, tapi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat modern. Pemikirannya yang cukup maju ini juga tercermin dari cara beliau mendidik anak-anaknya.
Jangan dibayangkan bahwa ketujuh anaknya semua menjadi ulama. Salah seorang anak perempuannya mendapatkan gelar doktor di bidang nuklir di Inggris. Putrinya yang lain, memperoleh gelar doktor di bidang kimia di Inggris juga. Ada juga anaknya yang menyelesaikan pendidikan di Texas, Amerika. Hanya seorang anaknya yang mengikuti jejaknya mempelajari ilmu keislaman.
Yusuf Qardhawi memang tidak pernah membedakan bidang keilmuan. Bagi beliau semua ilmu itu baik, tergantung kepada yang menggunakannya. Dalam buku-bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, beliau dengan gamblang menjawab permasalahan umat dengan tangkas ditambah dengan data dan sumber referensi yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Laki-laki tawadhu dengan pandangan mata yang teduh ini hidup sederhana dan selalu siap terjaga untuk membantu menyelesaikan permasalahan umat.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive