Thursday, March 10, 2011

MENDAMBAKAN KELUARGA YANG BAHAGIA

Kalau kita teliti dan pelajari agama Islam, nyatalah bahwa ajaran-ajaran Islam selalu penuh dengan hukum-hukum yang berkaitan dengan urusan-urusan berkeluarga, bertetangga dan bermasyarakat, yang kesemuanya hanya bertujuan ke arah terbangunnya syari'at Islam di dalam masyarakat yang penuh dengan mahabbah dan marhamah.
Oleh karena itu, pemimpin rumah tangga harus selalu berusaha menanamkan benih dan cita-cita yang ada di dalam jiwa dan hatinya ruhul mahabbah dan marhamah, agar di kehidupan rumah tangganya menjadi keluarga yang baik dan sejahtera, lahir maupun batin. Sebab di dalam sebuah keluarga itu kelak pasti akan menjadi satu anggota keluarga dari tetanggatetangga dalam lingkungan sekitarnya di mana ia tinggal yang mau tak mau haruslah tunduk kepada hukum-hukum yang bertetangga.
Segala macam kebaikan, juga segala macam keburukan yang akan menimpa tetangganya, suatu keluarga atau rumah tangga tak akan terlepas dari pertanggung jawaban terhadap tetangga. Kalau memang di dalam keburukan yang demikian yang berasal dari kalangan anggota keluarga dari sebuah rumah tangga, apabila dilandasi kemungkaran atau kerusakan yang terpaksa di dalam menimpa sekelompok tetangga dan sekitar lingkungannya.
Di dalam hal ini sunggung semakin sangat terasa sekali betapa Islam melalui RasulNya secara senantiasa dalam memberi tuntunan dan bimbingan kepada umatnya. Setiap manusia selalu waspada dan berhati-hati dan selalu berjaga-jaga terhadap segala bentuk
ucapan dan perbuatan, sebagaimana di dalam anggota satu tetangga dengan satu kampung sebagai satu anggota satu negara dan satu bangsa.
Nabi selalu memulai perbaikan ini dimulai yang terutama dari tiap anggota rumah tangga. Sebagai contoh tauladan terhadap tetangga-tetangga yang lainnya. Adapun di dalam sebauh hadist yang di riwayatkan yang artinya:
"Yang dinamakan orang muslim, ialah bilamana orang lain selamat dari gangguan lidah dan tangganya. Dan yang dinamakan orang mukmin, ialah bilamana orang lain di buat merasa aman atas darahnya (nyawa) dan hartanya (HR. al-Nasa'i)
Hadist di atas menjelaskan tuntunan dan ajaran untuk memperbaiki dan menertibkan di dalam setiap rumah tangga, di mana baik dan buruknya akan dapat mempengaruhi masyarakat di dalam sekitarnya nanti, dan disamping itu juga anggota keluarganya itu sendiri.
Oleh karena Nabi kita selalu senantiasa selalu memohon perlindungan dan berdoa kepada Allah SWT agar dihauhkan dari segala marah bahaya dari tetangga yang jahat dilingkungan sekitarnya dari perangai yang jelek.
Kiranya setiap tetangga jangan sampai menjadi tetangga sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist di atas tersebut. Sebab akibatnya akan sangat jauh, baik bagi
semua tetangganya dan lingkungannya dapat berpengaruh juga di dalam masyarakat kita pada umumnya yang terdiri dari ibu, bapak dan sejumlah seluruh anggota yang lain.
Ketiga macam anggota rumah tangga tersebut inilah yang akan dapat mewarnai corak dalam kehidupan rumah tangga itu sendiri khususnya pada keluarga kita sendiri dan juga dapat mewarnai kehidupan masyarakant di sekitarnya, baik tentang kebaikan maupun tentagn keburukannya. Karena itu apabila dalam setiap rumah tangga yang terutama khususnya ibu dan bapak, memasang niat dapat menumbuhkan suasana yang citra yang kuat terhadap semua anggota keluarga yang tinggal di lingkungannya di sekitanya yang akan menjadi tanggung jawab bersama.
Sebagaimana Allah mengajarkan umatNya dan hamba-hambaNya untuk memohon dan berdoa selalu kepadaNya baik dalam keadaan suka dalam keadaan duka. Firman Allah berbunyi:
"Dan perbaikilah bagiku dalam keluarga dan keturunan ku aku bertaubat kepadamu dan aku adalah dari kalangan orang islam yang tunduk dan patuh kepadamu (QS. Al-Ahqaf: 15)
Surat Ali Imran berikut ini dapat memperjelas ayat di atas tentang doa seorang nabi Zakariyah yang amat perlu kita ikuti sebagai contoh tauladan dalam kehidupan kita semua dilingkungan masyarakat ini.
Adapun firman tersebut adalah yang berbunyi:
"Nun di sana…. Berdoalah nabi Zakariah yang memohon kepada tuhannya" wahai tuhanku karuniakanlah kepadaku dari sisi mu keturunan yang baik sesungguhnya engkau maha mendengar doa" (QS. Ali Imran: 38)
Dalam ayat di atas Allah SWT telah menghendaki harapan-harapan dari segala hamba-hambanya yang dapat berfungsi sebagai ayah juga itu yang telah di bebani segala sesuatu beban dan tanggung jawab yang harus dipikul terhadap anak dan keturunan keluarganya untuk itu lebih jelas dan tuntas dan dapat di pertegas dalam hal ini, Allah telah memberi peringatan tentang kepada semua orang yang beriman dan bertaqwa kepadaNya sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman ! jagalah diri dan keluargamu dari api neraka di mana bahan bakarnya adalah batu-batu, dan manusia sedang yang mengawasi adalah para malaikat yang amat tegas dan keras yang tidak pernah durhaka kepada Allah apa yang di perintahkan kepada mereka, dan mereka senantiasa melaksanakan apa saja di perintahkan (QS. al-Tahrim: 6)
Ayat di atas menjelaskan gambaran peringatan-peringatan dan ancaman yang di tunjukkkan kepada umat manusia yang telah melanggar dan melalaikan perintah Allah. Maka dari pada itu dapat kita fahami arti ayat tersebut tentang gambaran berapa
buruk dan besar dalam suatu keluarga dari satu rumah tangga.
Bagi seorang muslim yang sadar pada dirinya selalu taat beribadah menjalankan semua perintah-perintah dan menjauhi semua larangannya kepada Allah dan selalu taat kepada perintah agama, pastilah akan dapat menggugah hati nuraninya untuk selalu waspada dan hati-hati terhadap keselamatan anak-anak cucu dan smua keluarganya.
Untuk itu kita sebagai umat Islam marilah kita bersama-sama untuk dapat melangkahkan kaki kita semua untuk maju ke depan dalam membentuk dan membina keluarga yang harmonis, damai, dan bahagia. Dan sebagai target kita semua sebagaimana sabda junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang menyatakan tentang suatu wujud di dalam keluarga bahagia ini, yang tertuang dalam sebuah hadist yang artinya:
"Ada empat macam kebahagian yang akan dirasakan seseorang, yakni istri yang baik budi pekerti, anak-anaknya berkelakuan baik dan berbakti kepada orang tua, teman pergaulan baik-baik, dan rizkinya di tempat tinggalnya sendiri".
Inilah gambaran tentang macam-macam sarana untuk mendapatkan kebahagiaan yang selalu diinginkan dan didambakan suatu rumah tangga yang harmonis, ideal dan penuh dengan kebahagian. (Penulis adalah Mahasiswa STAIN Curup)

No comments:

Post a Comment

Blog Archive